Apa Itu TBC? Penjelasan untuk Masyarakat

Apa Itu TBC? Supaya paham, simak pelan-pelan yah.

Batuk yang tak kunjung sembuh lebih dari dua minggu bukan lagi sekadar flu biasa, bisa jadi itu adalah gejala awal dari sebuah penyakit infeksi serius yang perlu kamu waspadai. Kenali apa itu TBC atau Tuberkulosis, sebuah penyakit menular yang menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Memahaminya secara mendalam adalah langkah pertama untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang kamu sayangi.

Ilustrasi perbandingan paru-paru sehat dengan paru-paru yang terinfeksi TBC.
Ilustrasi perbandingan paru-paru sehat dengan paru-paru yang terinfeksi TBC.

Apa Sebenarnya Tuberkulosis (TBC) Itu?

Tuberkulosis, yang lebih dikenal dengan singkatan TBC (atau TB), adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini paling sering menyerang organ paru-paru, sehingga sering disebut sebagai TBC paru. Namun, pada beberapa kasus, bakteri ini juga bisa menyebar melalui darah dan menyerang organ lain di tubuh seperti kelenjar getah bening, tulang, sendi, selaput otak (meningitis TBC), ginjal, dan organ lainnya. Kondisi ini dikenal sebagai TBC ekstra paru.

Penting untuk diketahui, tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TBC akan langsung jatuh sakit. Sistem kekebalan tubuh memiliki peran besar dalam melawan bakteri ini. Inilah yang membedakan antara TBC laten dan TBC aktif.

Perbedaan TBC Laten & TBC Aktif

Memahami perbedaan antara TBC laten dan TBC aktif sangatlah penting. Seseorang bisa memiliki bakteri TBC di dalam tubuhnya namun tidak merasa sakit dan tidak bisa menularkannya ke orang lain. Ini adalah kondisi yang disebut TBC Laten. Namun, kondisi ini bisa berkembang menjadi TBC Aktif jika sistem kekebalan tubuh melemah.

Fokus Perbandingan TBC Laten (Tidak Aktif) TBC Aktif (Sakit TBC)
Keberadaan Bakteri Ada bakteri M. tuberculosis dalam tubuh, tetapi dalam kondisi ‘tidur’ atau tidak aktif. Bakteri aktif berkembang biak dan menyebabkan kerusakan jaringan di dalam tubuh.
Gejala Tidak ada gejala sama sekali. Merasa sehat. Menunjukkan gejala seperti batuk lama, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan.
Penularan Tidak dapat menularkan bakteri ke orang lain. Sangat menular. Dapat menyebarkan bakteri melalui udara.
Hasil Tes Kulit/Darah Hasil tes (Mantoux atau IGRA) biasanya positif. Hasil tes (Mantoux atau IGRA) biasanya positif.
Hasil Rontgen Dada Biasanya normal. Mungkin menunjukkan bekas luka lama. Biasanya abnormal, menunjukkan adanya infeksi aktif atau kerusakan pada paru-paru.
Pengobatan Perlu pengobatan pencegahan untuk membunuh bakteri yang ‘tidur’ dan mencegahnya menjadi aktif. Wajib menjalani pengobatan lengkap dengan beberapa jenis antibiotik selama minimal 6 bulan.

Bagaimana TBC Menular dari Satu Orang ke Orang Lain?

TBC menular melalui udara, bukan melalui kontak fisik seperti berjabat tangan atau berbagi alat makan. Ketika seseorang dengan TBC paru aktif batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi, mereka melepaskan partikel-partikel kecil berisi bakteri TBC ke udara. Partikel ini disebut droplet nuclei.

Orang lain yang berada di dekatnya bisa terinfeksi jika menghirup udara yang mengandung bakteri tersebut. Bakteri kemudian akan masuk ke paru-paru dan mulai berkembang biak. Penularan lebih mudah terjadi di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, di mana bakteri dapat bertahan di udara selama beberapa jam.

“TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan. Kuncinya adalah diagnosis dini dan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hingga tuntas. Jangan pernah berhenti minum obat sebelum dokter menyatakan kamu sembuh total.”

Gejala Umum TBC yang Harus Diwaspadai

Gejala TBC bisa bervariasi tergantung pada organ mana yang terinfeksi. Namun, untuk TBC paru yang paling umum, gejala utamanya adalah:

  • Batuk terus-menerus selama 2 minggu atau lebih, yang bisa disertai dahak atau bahkan darah.
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
  • Demam dan menggigil, terutama pada sore dan malam hari.
  • Keringat malam yang berlebihan tanpa alasan yang jelas.
  • Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan secara drastis.
  • Kelelahan dan merasa sangat lemah.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami kombinasi dari gejala-gejala ini, terutama batuk yang tak kunjung membaik, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.

Siapa Saja yang Berisiko Tinggi Terkena TBC?

Meskipun siapa saja bisa terinfeksi TBC, ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk jatuh sakit (menjadi TBC aktif) setelah terinfeksi. Faktor utamanya adalah kondisi sistem kekebalan tubuh (immune system) yang melemah. Kelompok berisiko tinggi meliputi:

  • Orang dengan HIV/AIDS.
  • Penderita diabetes melitus (penyakit gula).
  • Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
  • Orang yang kekurangan gizi atau malnutrisi.
  • Perokok aktif.
  • Orang yang menjalani pengobatan yang menekan sistem imun, seperti kemoterapi atau penggunaan steroid jangka panjang.
  • Lansia dan anak-anak.
  • Orang yang tinggal di lingkungan padat dan kumuh dengan ventilasi buruk.
Pemeriksaan dahak di laboratorium adalah salah satu cara utama mendiagnosis TBC.
Pemeriksaan dahak di laboratorium adalah salah satu cara utama mendiagnosis TBC.

Bagaimana Dokter Mendiagnosis TBC?

Untuk memastikan apakah seseorang menderita TBC, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Proses diagnosis tidak hanya berdasarkan gejala, tetapi juga bukti medis yang kuat. Beberapa tes yang umum dilakukan adalah:

  1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis: Dokter akan bertanya tentang gejala yang kamu alami, riwayat kontak dengan penderita TBC, dan faktor risiko lainnya.
  2. Tes Dahak (Sputum Test): Ini adalah tes paling penting untuk TBC paru. Sampel dahak akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari adanya Bakteri Tahan Asam (BTA). Tes yang lebih canggih seperti Tes Cepat Molekuler (TCM) juga dapat mendeteksi bakteri dan resistensinya terhadap obat.
  3. Rontgen Dada (Chest X-ray): Foto rontgen dapat menunjukkan adanya kerusakan atau kelainan pada paru-paru, seperti bercak atau lubang (kavitas) yang khas pada TBC.
  4. Tes Mantoux (Tes Kulit Tuberkulin): Sejumlah kecil cairan disuntikkan di bawah kulit lengan. Reaksi kulit setelah 48-72 jam akan diukur. Tes ini lebih sering digunakan untuk mendeteksi TBC laten.
  5. Tes Darah (IGRA – Interferon-Gamma Release Assay): Tes ini mengukur reaksi sistem imun terhadap bakteri TBC. Seperti tes Mantoux, IGRA juga tidak bisa membedakan antara TBC laten dan aktif.

Pengobatan TBC, Kunci Utama Adalah Kepatuhan

Kabar baiknya, TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan total. Namun, pengobatannya membutuhkan waktu yang lama dan kedisiplinan yang tinggi. Pengobatan standar TBC aktif menggunakan kombinasi beberapa jenis antibiotik yang harus diminum setiap hari selama minimal 6 bulan.

Mengapa harus lama dan menggunakan banyak obat? Tujuannya adalah untuk membunuh semua bakteri hingga tuntas dan mencegah bakteri menjadi kebal (resisten) terhadap obat. Jika pengobatan berhenti di tengah jalan, bakteri yang tersisa bisa menjadi lebih kuat dan berkembang menjadi TBC Resistan Obat (TBC RO), yang jauh lebih sulit dan mahal untuk diobati.

Pemerintah Indonesia memiliki program TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh) di mana obat TBC disediakan secara gratis di puskesmas. Pasien akan didampingi oleh seorang Pengawas Minum Obat (PMO) untuk memastikan pengobatan berjalan lancar hingga tuntas.

Untuk lebih memahami, silahkan simak penjelasan video dari RS Premier Bintaro.

Mitos dan Fakta Seputar TBC yang Wajib Kamu Tahu

Banyak informasi yang salah beredar di masyarakat mengenai TBC. Mari kita luruskan beberapa di antaranya.

Mitos Fakta
TBC adalah penyakit kutukan atau guna-guna. SALAH. TBC murni disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Siapa pun bisa terinfeksi.
TBC adalah penyakit keturunan. SALAH. TBC adalah penyakit menular, bukan genetik. Anggota keluarga bisa tertular karena tinggal dalam satu rumah dan berbagi udara yang sama, bukan karena hubungan darah.
Penderita TBC harus diasingkan dan alat makannya dipisah. TIDAK SEPENUHNYA BENAR. Penularan bukan lewat alat makan. Penderita TBC aktif memang perlu menggunakan masker dan mempraktikkan etika batuk yang benar. Setelah 2 minggu pengobatan, daya tularnya sudah sangat menurun drastis.
Sudah merasa sehat, boleh berhenti minum obat TBC. SANGAT SALAH. Gejala mungkin membaik dalam beberapa minggu, tetapi bakteri masih ada di tubuh. Berhenti minum obat sebelum waktunya dapat menyebabkan kekambuhan dan resistensi obat yang berbahaya.
Vaksin BCG menjamin 100% tidak akan kena TBC. SALAH. Vaksin BCG (diberikan saat bayi) sangat efektif mencegah TBC berat pada anak-anak, seperti meningitis TBC. Namun, vaksin ini tidak sepenuhnya mencegah infeksi TBC paru pada orang dewasa.

Langkah-langkah Pencegahan TBC

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan TBC:

  • Vaksinasi BCG: Pastikan bayi dan anak-anak mendapatkan imunisasi BCG sesuai jadwal.
  • Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin. Segera buang tisu bekas ke tempat sampah.
  • Ventilasi yang Baik: Buka jendela dan pintu secara teratur agar sirkulasi udara lancar dan sinar matahari bisa masuk. Sinar matahari dapat membunuh bakteri TBC.
  • Gaya Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, dan tidak merokok untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
  • Skrining Aktif: Jika kamu tinggal serumah atau sering berinteraksi dengan penderita TBC aktif, segeralah periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk skrining.

Kesimpulan

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit serius, tetapi bukan berarti akhir dari segalanya. Dengan pemahaman yang benar tentang penyebab, gejala, dan cara penularannya, kita bisa mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Bagi mereka yang sudah terdiagnosis, kepatuhan dalam menjalani pengobatan hingga tuntas adalah kunci kesembuhan total.

Jangan takut atau malu untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala yang mencurigakan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat tidak hanya menyelamatkan nyawa kamu, tetapi juga melindungi orang-orang di sekitar dari penularan. Mari bersama-sama kita akhiri TBC di Indonesia.

Daftar Pustaka

  • World Health Organization. (2023). Tuberculosis. WHO. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
  • Centers for Disease Control and Prevention. (2023). Basic TB Facts. CDC. Retrieved from https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/default.htm
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Strategi Nasional Penanggulangan TBC di Indonesia 2020-2024. Kemenkes RI. Retrieved from https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/buku-dan-modul/
  • Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2021). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. PDPI.
5/5 - (1 vote)

Medical Laboratory Technologist | Immunology Enthusiast | Founder of Labmed Indonesia & Sehat Indonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sangat Direkomendasikan