
Mencari tahu penyebab pasti saat si kecil demam berkepanjangan, berat badan sulit naik, atau batuk yang tak kunjung sembuh seringkali membuat orang tua cemas. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah tuberkulosis atau TBC, namun diagnosis TBC pada anak ternyata jauh lebih kompleks dibandingkan orang dewasa. Gejalanya yang seringkali samar dan tidak khas menjadi tantangan utama, membuat banyak kasus terlambat terdeteksi dan ditangani. Memahami seluk-beluk proses diagnosis ini adalah langkah awal yang krusial bagi setiap orang tua untuk memastikan kesehatan buah hati.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun lebih sering menyerang paru-paru, bakteri ini dapat memengaruhi bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, selaput otak (meningitis), tulang, dan organ lainnya.
Pada anak-anak, sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna membuat mereka lebih rentan terhadap TBC dan perkembangannya menjadi penyakit yang lebih berat. Oleh karena itu, deteksi dini melalui diagnosis yang tepat adalah kunci untuk pengobatan yang sukses dan mencegah komplikasi berbahaya.
Tidak seperti orang dewasa yang bisa dengan mudah mengeluarkan dahak untuk diperiksa, anak-anak menghadapi banyak kendala. Inilah alasan mengapa menegakkan diagnosis TBC pada anak menjadi sebuah tantangan medis yang signifikan:
Meskipun gejalanya tidak spesifik, orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan kombinasi dari beberapa gejala berikut, terutama jika berlangsung dalam beberapa minggu:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa kegagalan untuk mendiagnosis dan mengobati TBC pada anak secara tepat waktu tidak hanya berisiko menyebabkan penyakit parah dan kematian, tetapi juga berkontribusi pada penularan TBC di komunitas.
Karena berbagai tantangan tersebut, dokter tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis pemeriksaan. Diagnosis TBC pada anak dilakukan melalui pendekatan komprehensif yang menggabungkan beberapa metode.
Tahap ini adalah fondasi dari seluruh proses diagnosis. Dokter akan menanyakan secara detail mengenai:
Saat pemeriksaan fisik, dokter akan mencari tanda-tanda seperti status gizi, pembesaran kelenjar getah bening, atau kelainan saat memeriksa paru-paru dengan stetoskop.
Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan penggunaan sistem skoring untuk membantu menegakkan diagnosis TBC. Sistem ini memberikan skor pada setiap parameter. Anak dianggap suspek TBC jika total skornya mencapai ≥ 6.
Parameter | Skor 0 | Skor 1 | Skor 2 | Skor 3 |
---|---|---|---|---|
Kontak TBC | Tidak jelas | Laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu | – | BTA (+) |
Uji Tuberkulin (Mantoux) | Negatif | Positif (≥10 mm atau ≥5 mm pada kondisi imunosupresi) | – | – |
Berat Badan/Keadaan Gizi | – | BB/TB <90% atau BB/U <80% | Klinis gizi buruk atau BB/TB <70% atau BB/U <60% | – |
Demam tanpa sebab jelas | – | ≥ 2 minggu | – | – |
Batuk kronis | – | ≥ 3 minggu | – | – |
Pembesaran kelenjar limfe | – | ≥ 1 cm, > 1 kelenjar, tidak nyeri | – | – |
Pembengkakan tulang/sendi | – | Ada pembengkakan | – | – |
Foto Rontgen Dada | Normal | Gambaran sugestif TBC (pembesaran hilus/paratrakeal, atelektasis) | – | – |
Catatan: Diagnosis dengan skor ≥ 6 masih bersifat dugaan (presumtif). Dokter tetap akan mengupayakan konfirmasi dengan pemeriksaan lain jika memungkinkan.
Tes Mantoux adalah salah satu alat bantu diagnosis yang paling umum. Sejumlah kecil cairan yang mengandung protein kuman TBC (tuberkulin PPD) disuntikkan ke dalam kulit lengan bawah. Setelah 48-72 jam, dokter atau petugas kesehatan akan mengukur diameter benjolan (indurasi) yang muncul.
IGRA adalah tes darah yang lebih modern untuk mendeteksi respons imun terhadap TBC. Keunggulannya adalah tidak dipengaruhi oleh imunisasi BCG, sehingga lebih spesifik. Namun, tes ini lebih mahal dan belum tersedia di semua fasilitas kesehatan.
Fitur | Tes Mantoux (Uji Tuberkulin) | Tes IGRA |
---|---|---|
Metode | Suntikan intrakutan (di dalam kulit) | Pengambilan sampel darah |
Kunjungan | Membutuhkan 2 kali kunjungan (suntik dan baca hasil) | Cukup 1 kali kunjungan |
Hasil Dipengaruhi Vaksin BCG | Ya, bisa memberikan hasil positif palsu | Tidak |
Objektivitas Hasil | Subjektif, tergantung keahlian pembaca | Objektif, hasil dari laboratorium |
Ketersediaan | Luas dan lebih terjangkau | Terbatas dan lebih mahal |
Ini adalah standar emas (gold standard) dalam diagnosis TBC, yaitu menemukan langsung bakteri M. tuberculosis. Pada anak, metodenya antara lain:
Foto rontgen dada hampir selalu dilakukan pada anak dengan kecurigaan TBC paru. Gambaran yang khas pada anak adalah pembesaran kelenjar getah bening di area hilus (dekat percabangan saluran napas) dan gambaran seperti flek atau bercak (infiltrat).
Contoh gambaran rontgen dada pada anak dengan TBC yang menunjukkan pembesaran kelenjar hilus.
Penting untuk kamu pahami bahwa terinfeksi kuman TBC tidak sama dengan sakit TBC. Tes Mantoux atau IGRA yang positif hanya menandakan adanya infeksi.
Karakteristik | Infeksi TBC Laten | Sakit TBC Aktif |
---|---|---|
Keberadaan Kuman | Kuman ada dalam tubuh, tetapi dalam kondisi “tidur” (dorman) | Kuman aktif berkembang biak dan menyebabkan kerusakan organ |
Gejala | Tidak ada gejala sama sekali | Ada gejala (demam, batuk, berat badan turun, dll.) |
Menular | Tidak menular ke orang lain | Berpotensi menular (terutama TBC paru dewasa) |
Tes Mantoux/IGRA | Hasil positif | Hasil positif |
Rontgen Dada | Umumnya normal | Biasanya menunjukkan kelainan |
Penanganan | Diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) | Diberikan pengobatan TBC lengkap (minimal 6 bulan) |
Untuk pemahaman yang lebih visual, kamu bisa menyimak penjelasan dari ahli mengenai tuberkulosis pada anak. Video edukasi dari RS Premier Jatinegara ini memberikan wawasan yang sangat bermanfaat bagi orang tua.
Diagnosis TBC pada anak memang merupakan sebuah proses yang penuh tantangan dan membutuhkan pendekatan berlapis. Tidak ada satu tes tunggal yang bisa langsung memberikan jawaban pasti. Dokter akan menggabungkan informasi dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, sistem skoring, tes tuberkulin, hingga pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan TCM untuk menyusun kepingan-kepingan puzzle diagnosis.
Sebagai orang tua, peranmu sangatlah vital. Jangan pernah meremehkan gejala seperti berat badan yang tidak naik, demam lama, atau batuk kronis. Segera konsultasikan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat jika kamu memiliki kekhawatiran. Dengan deteksi dini dan diagnosis yang tepat, TBC pada anak dapat diobati hingga tuntas, memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal seperti anak-anak sehat lainnya.
Daftar Pustaka
Medical Laboratory Technologist | Immunology Enthusiast | Founder of Labmed Indonesia & Sehat Indonesia.com