Tahukah kamu, setiap jam ada sekitar 14 nyawa melayang di Indonesia akibat Tuberkulosis (TBC)? Fakta mengejutkan ini menempatkan Indonesia di posisi kedua dengan beban kasus TBC tertinggi di dunia. Angka ini menjadi pengingat keras bahwa TBC bukanlah penyakit masa lalu, melainkan ancaman nyata yang ada di sekitar kita.
Namun, ada satu langkah sederhana yang sering disepelekan namun memiliki kekuatan luar biasa untuk memutus rantai penularan ini: etika batuk dan bersin yang benar. Ini bukan sekadar soal sopan santun, tetapi perisai pertama dan terpenting untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang kamu sayangi dari ancaman bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Untuk memahami pentingnya etika ini, kita perlu tahu cara TBC menular. TBC adalah penyakit yang ditularkan melalui udara (*airborne disease*). Ketika seorang penderita TBC paru aktif batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi, mereka mengeluarkan percikan liur atau dahak kecil yang disebut “droplet“. Droplet ini mengandung ribuan bahkan jutaan bakteri TBC.
Bakteri ini bisa bertahan di udara selama beberapa jam, terutama di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk. Orang sehat yang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri ini berisiko tinggi untuk terinfeksi. Di sinilah etika batuk dan bersin berperan sebagai garda terdepan. Dengan mempraktikkan cara yang benar, kita secara signifikan mengurangi jumlah bakteri yang dilepaskan ke lingkungan, sehingga memotong jalur penularan utamanya.
“TBC merupakan penyakit menular yang sangat mematikan, bahkan lebih mematikan dibandingkan COVID-19.”
— Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar sangatlah mudah, namun dampaknya luar biasa. Mari kita bedah langkah-langkahnya agar menjadi kebiasaan sehari-hari.
Ini adalah cara yang paling ideal. Selalu siapkan tisu saat kamu merasa akan batuk atau bersin.
Bagaimana jika tidak ada tisu? Jangan panik. Gunakan lengan atas bagian dalam (siku) untuk menutupi mulut dan hidung. Mengapa bagian ini? Karena area ini jarang sekali bersentuhan langsung dengan orang lain atau permukaan benda, sehingga risiko memindahkan kuman menjadi jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan telapak tangan.
Ini adalah kesalahan paling umum. Secara refleks, banyak orang menutup mulut dengan telapak tangan. Kebiasaan ini sangat berbahaya. Telapak tangan yang sudah terkontaminasi bakteri akan dengan mudah memindahkan kuman ke berbagai permukaan yang kamu sentuh, seperti gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau saat berjabat tangan. Ini menciptakan jalur penularan tidak langsung yang sangat efektif.
Setelah batuk atau bersin (apa pun cara kamu menutupinya), langkah yang tidak boleh terlewat adalah mencuci tangan. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir selama minimal 40 detik. Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% sebagai alternatif.
Jika kamu sedang sakit batuk atau pilek, mengenakan masker adalah tindakan paling bijaksana dan bertanggung jawab. Masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang efektif untuk menahan droplet agar tidak menyebar ke lingkungan sekitar. Ini tidak hanya melindungi orang lain dari TBC, tetapi juga dari berbagai penyakit pernapasan lainnya.
Untuk pemahaman yang lebih baik, mari kita simak video edukasi dari kanal PMI Indonesia terkait Cara Batuk dan Bersin yang Benar.
Dengan membiasakan diri, kamu tidak hanya berkontribusi pada program eliminasi TBC, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua orang, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Etika batuk dan bersin adalah bagian dari pilar pencegahan yang lebih besar. Untuk mendapatkan gambaran lengkap, mari kita bandingkan dengan metode pencegahan TBC lainnya dalam tabel responsif berikut.
| Metode Pencegahan | Cara Kerja | Target Perlindungan | Efektivitas | Contoh Penerapan |
|---|---|---|---|---|
| Etika Batuk & Bersin | Memblokir penyebaran droplet infeksius dari sumbernya (orang yang batuk/bersin). | Orang lain di sekitar penderita (perlindungan komunitas). | Sangat efektif untuk memutus rantai penularan langsung. | Menutup mulut dengan siku, menggunakan masker saat sakit. |
| Vaksinasi BCG | Memberikan kekebalan aktif pada tubuh untuk melawan bakteri TBC jika terinfeksi. | Individu yang divaksin (terutama perlindungan personal pada anak terhadap TBC berat). | Efektif mencegah TBC berat pada anak (misalnya meningitis TBC), namun efektivitasnya pada orang dewasa bervariasi. | Pemberian imunisasi BCG pada bayi baru lahir. |
| Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) | Meningkatkan daya tahan tubuh secara umum sehingga tidak mudah sakit saat terpapar kuman. | Diri sendiri (perlindungan personal). | Fundamental untuk mencegah semua jenis penyakit, termasuk TBC. | Makan gizi seimbang, tidak merokok, olahraga teratur, memastikan ventilasi rumah baik. |
Masih banyak informasi keliru yang beredar di masyarakat. Mari kita luruskan beberapa di antaranya.
Memerangi TBC adalah tanggung jawab kita bersama. Etika batuk dan bersin adalah langkah paling dasar, mudah, dan tanpa biaya yang bisa dilakukan oleh setiap individu. Ini adalah cerminan kepedulian kita terhadap kesehatan orang lain dan kontribusi nyata dalam upaya Indonesia untuk mengakhiri TBC. Mari jadikan etika batuk dan bersin sebagai kebiasaan dan budaya kesehatan baru, dimulai dari diri kita sendiri, hari ini juga.
Daftar Pustaka
Medical Laboratory Technologist | Immunology Enthusiast | Founder of Labmed Indonesia & Sehat Indonesia.com