
Labmed Indonesia – Pernahkah kamu menerima hasil tes laboratorium, baik itu tes darah, uji kualitas air, atau bahkan kalibrasi alat, dan bertanya-tanya, “Seberapa akurat hasil ini? Bisakah aku mempercayainya?” Di balik setiap hasil yang valid dan dapat diandalkan, ada sebuah kerangka kerja yang memastikan laboratorium beroperasi dengan standar tertinggi. Kerangka kerja itu adalah ISO/IEC 17025.
Sebagai seorang ATLM yang tentunya berkecimpung di dunia laboratorium dan manajemen mutu, saya sering melihat kebingungan mengenai standar ini. Banyak yang menganggapnya rumit atau hanya sekadar “sertifikat di dinding“. Padahal, ISO 17025 adalah jantung dari kompetensi, imparsialitas, dan konsistensi operasional sebuah laboratorium pengujian dan kalibrasi. Pertanyaannya, mengapa ia begitu vital, dan bagaimana standar ini membedakan laboratorium biasa dengan laboratorium terstandarisasi?
Secara sederhana, ISO/IEC 17025 adalah standar internasional utama yang menetapkan persyaratan umum untuk kompetensi, imparsialitas, dan operasi konsisten dari laboratorium pengujian dan kalibrasi. “ISO” adalah singkatan dari International Organization for Standardization, sedangkan “IEC” adalah singkatan dari International Electrotechnical Commission. Keduanya berkolaborasi untuk menciptakan standar yang diakui secara global ini.
Standar ini bukan tentang sistem manajemen mutu generik seperti ISO 9001. ISO 17025 secara spesifik dirancang untuk laboratorium. Ini berarti, standar ini tidak hanya melihat apakah laboratorium memiliki prosedur, tetapi juga apakah laboratorium tersebut secara teknis kompeten untuk menghasilkan data pengujian dan kalibrasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Akreditasi ISO 17025 adalah pengakuan formal atas kompetensi teknis sebuah laboratorium. Ini adalah bukti bahwa laboratorium tidak hanya mengikuti prosedur, tetapi juga memiliki personel, metode, dan peralatan yang tepat untuk melakukan tugasnya dengan benar.”
Tujuan utamanya adalah memberikan kepercayaan kepada pelanggan laboratorium bahwa hasil yang mereka terima adalah akurat, andal, dan dapat direproduksi. Di Indonesia, badan yang berwenang memberikan akreditasi ini adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Standar ini tidak muncul begitu saja. Ia adalah hasil evolusi dari kebutuhan global akan standardisasi laboratorium. Versi pertamanya dirilis pada tahun 1999, menggantikan panduan sebelumnya (ISO/IEC Guide 25). Seiring perkembangan teknologi dan tuntutan industri, standar ini terus diperbarui.
Ini adalah salah satu area yang paling sering menimbulkan kebingungan. “Laboratorium kami sudah punya ISO 9001, apakah itu cukup?” Jawabannya adalah, tidak. Meskipun keduanya adalah standar sistem manajemen, fokus mereka sangat berbeda.
ISO 9001 berfokus pada sistem manajemen mutu secara umum untuk memastikan kepuasan pelanggan di berbagai jenis organisasi. Sementara itu, ISO 17025 menyertakan semua prinsip ISO 9001 yang relevan dengan lingkup laboratorium pengujian dan kalibrasi, namun menambahkan satu elemen krusial: persyaratan kompetensi teknis.
Mari kita lihat perbedaannya dalam tabel yang lebih jelas.
Aspek | ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu) | ISO 17025:2017 (Kompetensi Laboratorium) |
---|---|---|
Fokus Utama | Kesesuaian dengan persyaratan pelanggan dan perbaikan sistem manajemen mutu secara umum. Berlaku untuk semua jenis industri. | Menunjukkan kompetensi teknis laboratorium untuk menghasilkan data dan hasil yang valid secara teknis. |
Lingkup | Seluruh organisasi (produksi, layanan, dll). | Hanya untuk laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi. |
Pengakuan | Sertifikasi. Menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu organisasi telah diaudit dan sesuai standar. | Akreditasi. Pengakuan formal dari pihak ketiga (KAN di Indonesia) bahwa laboratorium tersebut kompeten secara teknis untuk melakukan pengujian/kalibrasi tertentu. |
Elemen Teknis Kunci | Tidak secara spesifik mengatur detail teknis seperti metode pengujian atau kalibrasi. | Sangat detail, mencakup validasi metode, ketidakpastian pengukuran (measurement uncertainty), ketertelusuran metrologi (metrological traceability), dan uji profisiensi. |
Tujuan Akhir | Kepuasan Pelanggan. | Kepercayaan pada Hasil Pengujian/Kalibrasi. |
Singkatnya, laboratorium yang terakreditasi ISO 17025 secara otomatis juga memenuhi prinsip-prinsip ISO 9001. Namun, laboratorium bersertifikat ISO 9001 belum tentu memenuhi persyaratan kompetensi teknis dari ISO 17025.
Versi 2017 dari standar ini memiliki struktur yang lebih modern dan selaras dengan standar ISO lainnya. Memahami klausul-klausul ini adalah kunci untuk mengimplementasikannya. Untuk memahami lewat video, silahkan simak “Webinar QualityClub Pengenalan ISO/IEC 17025:2017” dari kanal Qualityclub.
Ini adalah fondasi etika dan profesionalisme laboratorium.
Klausul ini memastikan laboratorium adalah entitas yang legal dan memiliki struktur organisasi yang jelas. Harus ada personel yang ditunjuk dengan tanggung jawab spesifik, terutama untuk memastikan manajemen dan personel bebas dari pengaruh internal dan eksternal yang tidak semestinya.
Ini adalah “mesin” dari laboratorium. Tanpa sumber daya yang memadai, kompetensi teknis tidak akan tercapai.
Ini adalah jantung dari operasional teknis sehari-hari. Klausul ini mencakup seluruh alur kerja dari sampel masuk hingga laporan keluar.
Klausul ini memberikan fleksibilitas. Laboratorium bisa memilih salah satu dari dua opsi untuk menerapkan sistem manajemen.
Mengejar dan mempertahankan akreditasi ISO 17025 membutuhkan komitmen, waktu, dan sumber daya. Lalu, apa imbalannya? Manfaatnya sangat signifikan, baik secara internal maupun eksternal.
Tidak secara universal. Namun, untuk banyak sektor seperti lingkungan, pangan, kesehatan, dan perdagangan internasional, akreditasi ini sering kali menjadi persyaratan regulasi atau kontrak. Tanpanya, laboratorium tidak dapat beroperasi di area tersebut.
Sangat bervariasi, tergantung pada kesiapan laboratorium. Dari pengalaman saya, proses ini bisa memakan waktu antara 6 bulan hingga 2 tahun, mulai dari persiapan awal, implementasi sistem, audit internal, hingga asesmen oleh badan akreditasi.
Secara sederhana, sertifikasi (seperti ISO 9001) menyatakan bahwa sebuah sistem manajemen memenuhi standar. Sedangkan akreditasi (seperti ISO 17025) menyatakan bahwa sebuah organisasi memiliki kompetensi teknis untuk melakukan tugas spesifik. Akreditasi adalah tingkat pengakuan yang lebih tinggi dan lebih spesifik.
Tentu saja! Standar ini berlaku untuk semua organisasi yang melakukan kegiatan laboratorium, terlepas dari jumlah personelnya. Laboratorium dengan satu orang pun bisa diakreditasi selama semua persyaratan standar terpenuhi.
Mengenal ISO 17025 berarti memahami bahasa universal dari kualitas dan kompetensi laboratorium. Ini bukan hanya tentang dokumen dan prosedur, melainkan tentang membangun budaya kualitas, integritas, dan keandalan yang meresap ke dalam setiap aspek pekerjaan laboratorium.
Bagi sebuah laboratorium, akreditasi ini adalah investasi strategis yang membuka pintu ke pasar global, membangun kepercayaan pelanggan, dan mendorong perbaikan tanpa henti. Bagi kamu sebagai pelanggan laboratorium, mencari tanda akreditasi ISO 17025 adalah cara termudah untuk memastikan bahwa keputusan penting yang kamu buat didasarkan pada data yang dapat kamu percayai sepenuhnya.
Dunia modern sangat bergantung pada data. ISO 17025 memastikan data tersebut tidak hanya sekumpulan angka, tetapi cerminan dari kenyataan yang diukur secara kompeten dan profesional.
Referensi
Medical Laboratory Technologist | Immunology Enthusiast | Founder of Labmed Indonesia & Sehat Indonesia.com