Kultur Bakteri TBC: Kapan dan Mengapa Diperlukan?

Pernahkah kamu atau kerabatmu mengalami gejala batuk terus-menerus lebih dari dua minggu, demam, dan keringat malam, namun hasil tes dahak BTA (Bakteri Tahan Asam) dinyatakan negatif? Situasi ini seringkali membingungkan dan membuat khawatir. Di sinilah pemeriksaan kultur bakteri TBC memegang peranan krusial sebagai metode diagnosis paling akurat untuk memastikan ada atau tidaknya infeksi tuberkulosis. Tes ini bukan sekadar pemeriksaan lanjutan, melainkan standar emas (gold standard) yang menjadi penentu dalam penegakan diagnosis dan strategi pengobatan TBC yang paling efektif.

Memahami kapan dan mengapa tes kultur ini diperlukan adalah langkah awal yang penting bagi pasien dan keluarga untuk mendapatkan penanganan yang tepat, terutama dalam menghadapi tantangan tuberkulosis yang semakin kompleks, termasuk kasus TBC Resisten Obat (TB-RO).

Sebelum membahas lebih dalam tentang kultur, mari kita segarkan kembali ingatan tentang TBC. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru (TBC Paru), tetapi juga dapat menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, dan ginjal (TBC Ekstra Paru).

Diagnosis dini dan pengobatan yang tuntas adalah kunci untuk sembuh dari TBC dan memutus rantai penularan. Namun, mendiagnosisnya tidak selalu mudah, terutama pada kasus dengan jumlah bakteri yang sedikit.

Apa Sebenarnya Kultur Bakteri TBC Itu?

Kultur bakteri TBC adalah sebuah prosedur laboratorium untuk menumbuhkan bakteri Mycobacterium tuberculosis dari sampel biologis pasien (paling sering dahak, tapi bisa juga dari cairan pleura, urine, atau jaringan tubuh lain). Sampel ini diletakkan pada sebuah media khusus yang kaya akan nutrisi, kemudian diinkubasi dalam suhu dan kondisi tertentu selama beberapa minggu.

Jika dalam sampel tersebut terdapat bakteri TBC yang hidup, maka bakteri tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat diidentifikasi oleh para ahli di laboratorium. Proses “menumbuhkan” inilah yang disebut sebagai kultur. Karena prosesnya yang membutuhkan pertumbuhan bakteri secara langsung, metode ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi.

Media Lowenstein-Jensen, salah satu jenis media padat yang umum digunakan untuk kultur bakteri TBC.
Media Lowenstein-Jensen, salah satu jenis media padat yang umum digunakan untuk kultur bakteri TBC.

Mengapa Kultur TBC Menjadi Standar Emas (Gold Standard)?

Meskipun ada tes yang lebih cepat seperti Tes Cepat Molekuler (TCM), kultur TBC tetap dianggap sebagai gold standard karena beberapa alasan fundamental:

  • Sensitivitas Tertinggi: Kultur dapat mendeteksi keberadaan bakteri TBC bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit (sekitar 10-100 bakteri per mililiter sampel), yang mungkin tidak terdeteksi oleh pemeriksaan mikroskopis BTA.
  • Memastikan Bakteri Hidup: Tes ini hanya akan positif jika ada bakteri hidup yang mampu berkembang biak. Ini penting untuk membedakan antara infeksi aktif dan sisa-sisa bakteri mati setelah pengobatan.
  • Dasar untuk Uji Kepekaan Obat (UKO): Setelah bakteri berhasil ditumbuhkan, koloni tersebut dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui jenis obat anti-tuberkulosis (OAT) apa yang masih ampuh dan mana yang sudah resisten. Proses ini disebut Uji Kepekaan Obat atau Drug Susceptibility Testing (DST), yang sangat vital dalam penanganan TBC Resisten Obat.

Kapan Kamu Membutuhkan Pemeriksaan Kultur TBC?

Dokter tidak merekomendasikan pemeriksaan kultur TBC untuk semua pasien yang dicurigai TBC. Tes ini umumnya diperlukan pada kondisi-kondisi spesifik berikut:

  1. Hasil Tes BTA Negatif, Namun Gejala Klinis Kuat: Ini adalah skenario paling umum. Kamu memiliki semua gejala khas TBC (batuk lama, demam, penurunan berat badan), dan hasil rontgen dada juga menunjukkan gambaran sugestif TBC, tetapi hasil pemeriksaan dahak mikroskopis BTA berulang kali negatif. Kondisi ini disebut TBC BTA Negatif, dan kultur diperlukan untuk konfirmasi.
  2. Kecurigaan TBC Resisten Obat (TB-RO): Jika kamu memiliki riwayat pernah gagal dalam pengobatan TBC sebelumnya, pernah kontak erat dengan pasien TB-RO, atau tidak menunjukkan perbaikan setelah beberapa bulan pengobatan lini pertama, dokter akan sangat menganjurkan kultur disertai Uji Kepekaan Obat.
  3. Evaluasi Akhir Pengobatan: Pada beberapa kasus, terutama pada TB-RO, kultur dapat dilakukan di akhir masa pengobatan untuk memastikan bahwa semua bakteri telah berhasil dihilangkan dan pasien benar-benar sembuh (konversi kultur).
  4. Pasien dengan Sistem Imun Lemah: Pasien dengan HIV/AIDS, diabetes, atau kondisi immunocompromised lainnya seringkali memiliki jumlah bakteri yang sedikit dalam dahaknya (paucibacillary), sehingga hasil BTA seringkali false negative. Kultur menjadi andalan untuk diagnosis pada populasi ini.
  5. Diagnosis TBC Ekstra Paru: Ketika TBC menyerang organ di luar paru-paru, seperti kelenjar getah bening atau tulang, sampel jaringan atau cairan dari organ tersebut akan dikultur untuk memastikan diagnosis karena pemeriksaan BTA pada sampel non-dahak seringkali tidak memadai.

“Kultur tetap menjadi pilar utama dalam diagnosis TBC, terutama untuk kasus yang sulit dan untuk memandu terapi pada TBC Resisten Obat. Keakuratannya memberikan kepastian yang tidak dapat ditawarkan oleh metode lain, meskipun membutuhkan waktu lebih lama.”

Perbedaan Kultur TBC dengan Pemeriksaan Lainnya

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita bandingkan tiga metode utama diagnosis TBC paru dalam tabel berikut.

Parameter Pemeriksaan Mikroskopis BTA Tes Cepat Molekuler (TCM/GeneXpert) Kultur Bakteri TBC
Tujuan Utama Skrining awal, deteksi cepat kasus paling menular. Diagnosis cepat TBC dan deteksi resistensi terhadap obat Rifampisin. Konfirmasi diagnosis, mendeteksi bakteri dalam jumlah sedikit, dasar untuk Uji Kepekaan Obat lengkap.
Waktu Hasil Beberapa jam hingga 1 hari. Sekitar 2 jam. Lama (2 – 8 minggu).
Sensitivitas Rendah (Butuh 5.000-10.000 bakteri/ml). Tinggi (Butuh sekitar 130 bakteri/ml). Sangat Tinggi (Butuh 10-100 bakteri/ml).
Deteksi Resistensi Obat Tidak bisa. Bisa, terbatas pada Rifampisin. Bisa, untuk semua OAT lini pertama dan kedua (standar emas).
Biaya Sangat murah. Relatif mahal, namun sering disubsidi pemerintah. Mahal dan butuh laboratorium canggih.

Jenis-Jenis Media Kultur untuk Bakteri TBC

Ada dua jenis utama media yang digunakan dalam proses kultur bakteri TBC, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya:

1. Media Padat (Solid Media)

Ini adalah metode tradisional. Contoh yang paling terkenal adalah media Lowenstein-Jensen (LJ) yang berbasis telur dan berwarna hijau. Bakteri TBC yang tumbuh di media ini akan membentuk koloni berwarna krem yang khas.

  • Kelebihan: Biayanya lebih murah dan tingkat kontaminasi oleh bakteri lain lebih rendah.
  • Kekurangan: Waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan koloni sangat lama, bisa mencapai 8 minggu.

2. Media Cair (Liquid Media)

Metode ini lebih modern dan menggunakan kaldu cair dalam tabung khusus, seperti sistem MGIT (Mycobacteria Growth Indicator Tube). Pertumbuhan bakteri dideteksi secara otomatis oleh mesin berdasarkan konsumsi oksigen yang menghasilkan pendaran fluoresen.

  • Kelebihan: Waktu deteksi jauh lebih cepat, rata-rata sekitar 10-14 hari.
  • Kekurangan: Biayanya lebih mahal, membutuhkan peralatan otomatis, dan lebih rentan terhadap kontaminasi.

Proses dan Prosedur Kultur TBC: Apa yang Harus Diharapkan?

Jika dokter merekomendasikan tes ini, berikut adalah gambaran proses yang akan kamu lalui:

  1. Persiapan: Biasanya tidak ada persiapan khusus. Namun, untuk pengambilan sampel dahak, kamu akan dianjurkan untuk melakukannya di pagi hari setelah bangun tidur, sebelum makan, minum, atau menggosok gigi untuk mendapatkan dahak yang paling kental dan representatif.
  2. Pengambilan Sampel: Petugas kesehatan akan memberikan pot steril dan menginstruksikan cara mengeluarkan dahak yang benar (bukan air liur). Kamu akan diminta untuk menarik napas dalam-dalam lalu membatukkannya dengan kuat dari dalam dada. Proses ini mungkin perlu diulang untuk mengumpulkan volume yang cukup.
  3. Proses di Laboratorium: Sampel dahakmu akan diproses terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri lain dan dicairkan, kemudian ditanam pada media kultur (padat atau cair).
  4. Menunggu Hasil: Inilah bagian yang paling menantang. Kamu harus bersabar karena hasilnya baru akan keluar dalam beberapa minggu. Selama periode ini, jangan ragu untuk terus berkomunikasi dengan dokter mengenai kondisimu.

Era Modern: Kultur TBC di Tengah Tes Cepat Molekuler (TCM)

Saat ini, program penanggulangan TBC nasional banyak mengandalkan TCM (GeneXpert) sebagai alat diagnosis utama karena kecepatannya. TCM merevolusi diagnosis TBC dengan memberikan hasil dalam 2 jam, sekaligus mendeteksi resistensi terhadap Rifampisin, obat TBC paling penting.

Lalu, apakah kultur masih relevan? Jawabannya adalah, sangat relevan. Peran kultur kini menjadi lebih spesifik. Ketika hasil TCM menunjukkan adanya resistensi Rifampisin (RR), pasien akan dirujuk untuk pemeriksaan kultur dan Uji Kepekaan Obat lini pertama dan kedua. Tes ini diperlukan untuk menentukan rejimen pengobatan TB-RO yang lengkap dan tepat, karena resistensi seringkali tidak hanya terjadi pada satu jenis obat.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Beberapa pertanyaan sudah dihimpun, antara lain:

1. Apakah proses pengambilan sampel untuk kultur menyakitkan?

Tidak. Proses yang paling umum adalah mengeluarkan dahak, yang mungkin terasa tidak nyaman tetapi tidak menyakitkan. Jika sampel diambil dari organ lain (misalnya biopsi kelenjar), mungkin akan ada sedikit rasa sakit yang bisa diatasi dengan anestesi lokal.

2. Berapa lama saya harus menunggu hasil kultur TBC?

Hasil awal dari media cair bisa didapat dalam 2-3 minggu. Untuk media padat, bisa memakan waktu hingga 8 minggu. Jika dilanjutkan dengan Uji Kepekaan Obat, akan dibutuhkan waktu tambahan beberapa minggu lagi.

3. Apakah hasil kultur negatif berarti saya pasti tidak menderita TBC?

Meskipun sensitivitasnya sangat tinggi, hasil kultur negatif tidak 100% menyingkirkan kemungkinan TBC. Pada kasus yang sangat jarang terjadi atau jika kualitas sampel kurang baik, hasilnya bisa negatif palsu. Dokter akan selalu mencocokkan hasil laboratorium dengan kondisi klinis dan hasil rontgen kamu.

4. Apakah biaya kultur TBC ditanggung oleh pemerintah?

Di banyak fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas, RSUD), pemeriksaan TBC termasuk TCM dan kultur (terutama untuk suspek TB-RO) merupakan bagian dari program nasional dan biayanya ditanggung oleh pemerintah. Namun, kebijakan dapat bervariasi, jadi sebaiknya konfirmasikan terlebih dahulu di faskes tempat kamu berobat.

Kesimpulan

Kultur bakteri TBC adalah alat diagnostik yang tak tergantikan dalam armamentarium melawan tuberkulosis. Meskipun prosesnya lambat, kemampuannya untuk memberikan konfirmasi diagnosis yang definitif, terutama pada kasus BTA negatif, dan perannya yang sentral dalam mengidentifikasi pola resistensi obat, menjadikannya pilar fundamental dalam penatalaksanaan TBC yang komprehensif dan efektif. Bagi pasien, memahami fungsi tes ini berarti memahami langkah penting menuju pengobatan yang tepat sasaran dan kesembuhan total.

Daftar Pustaka

  • World Health Organization. (2021). WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 3: Diagnosis – Rapid diagnostics for tuberculosis detection. WHO/UCN/TB/2021.1.
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
  • Pai, M., Nicol, M. P., & Boehme, C. C. (2016). Tuberculosis diagnostics: state of the art and future directions. Microbiology Spectrum, 4(5). https://doi.org/10.1128/microbiolspec.TBTB2-0019-2016
  • Centers for Disease Control and Prevention. (2016). Diagnosis of Tuberculosis Disease. CDC.gov. Retrieved from https://www.cdc.gov/tb/topic/testing/diagnosingtb.html
5/5 - (1 vote)

Medical Laboratory Technologist | Immunology Enthusiast | Founder of Labmed Indonesia & Sehat Indonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sangat Direkomendasikan