Memahami Dasar-Dasar Pengujian TBC
Sebelum menyelami hasil tes yang membingungkan, penting untuk mengenal dua kondisi utama TBC:
- Infeksi TBC Laten: Kuman Mycobacterium tuberculosis ada di dalam tubuhmu, namun dalam keadaan “tidur” atau tidak aktif. Sistem kekebalan tubuh berhasil mengendalikannya sehingga tidak menimbulkan gejala dan tidak menular ke orang lain. Namun, kuman ini bisa aktif di kemudian hari.
- Penyakit TBC Aktif: Kuman TBC aktif berkembang biak dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, paling sering di paru-paru. Penderita TBC aktif akan mengalami gejala seperti batuk kronis, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan, serta dapat menularkannya kepada orang lain.
Tujuan utama dari pengujian adalah untuk mengidentifikasi keberadaan infeksi (baik laten maupun aktif) dan menentukan langkah penanganan terbaik.
Ragam Metode Tes TBC: Dari Kulit Hingga Molekuler
Diagnosis TBC tidak bergantung pada satu jenis tes saja. Dokter menggunakan kombinasi beberapa metode untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif. Setiap tes memiliki cara kerja, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing.
Tes Kulit Tuberkulin (Mantoux Tuberculin Skin Test/TST)
Tes Mantoux adalah metode skrining yang paling umum dan telah digunakan selama puluhan tahun.
- Prosedur: Sejumlah kecil cairan bernama tuberkulin disuntikkan ke lapisan bawah kulit di lengan bawah. Setelah 48 hingga 72 jam, petugas kesehatan akan memeriksa reaksi yang timbul.
- Interpretasi: Hasil tidak didasarkan pada kemerahan, melainkan pada ukuran indurasi (benjolan keras yang teraba). Kriteria hasil positif bervariasi tergantung pada faktor risiko seseorang.
- ≥ 5 mm: Dianggap positif untuk orang dengan sistem imun lemah (misalnya HIV), pernah kontak erat dengan penderita TBC aktif, atau memiliki rontgen dada yang menunjukkan bekas TBC.
- ≥ 10 mm: Dianggap positif untuk imigran dari negara dengan kasus TBC tinggi, pengguna narkoba suntik, petugas kesehatan, serta anak di bawah 4 tahun.
- ≥ 15 mm: Dianggap positif untuk semua orang, bahkan yang tidak memiliki faktor risiko sekalipun.
“Hasil tes Mantoux positif tidak secara otomatis berarti seseorang menderita TBC aktif. Tes ini hanya menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh seseorang pernah ‘berkenalan’ dengan kuman TBC atau protein serupa di masa lalu.” – Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
Tes Darah (Interferon-Gamma Release Assays/IGRA)
Tes IGRA adalah metode yang lebih modern untuk mendeteksi infeksi TBC. Tes ini mengukur reaksi sistem imun terhadap bakteri TBC melalui sampel darah. Dua jenis tes IGRA yang umum adalah QuantiFERON-TB Gold Plus dan T-SPOT.TB.
- Prosedur: Petugas medis akan mengambil sampel darah dari lenganmu, yang kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
- Kelebihan: Hasilnya tidak dipengaruhi oleh vaksinasi BCG sebelumnya (salah satu penyebab utama positif palsu pada tes Mantoux), hanya memerlukan satu kali kunjungan, dan hasilnya bisa diperoleh dalam 24 jam.
- Keterbatasan: Tes ini cenderung lebih mahal dan mungkin tidak tersedia di semua fasilitas kesehatan. Sama seperti Mantoux, IGRA tidak bisa membedakan antara TBC laten dan aktif.
Rontgen Dada (Chest X-ray)
Jika hasil tes Mantoux atau IGRA kamu positif, langkah selanjutnya yang paling umum adalah rontgen dada.
- Tujuan: Untuk melihat apakah ada tanda-tanda penyakit TBC aktif di paru-paru. Kuman TBC dapat menyebabkan kelainan pada paru yang terlihat pada hasil rontgen, seperti infiltrat (area berkabut) atau kavitas (rongga).
- Interpretasi: Dokter akan mencari tanda-tanda abnormal pada paru-paru. Pada TBC aktif, seringkali ditemukan kelainan di bagian atas paru. Namun, pada orang dengan sistem imun lemah, kelainan bisa muncul di bagian mana saja. Rontgen dada yang bersih sementara tes Mantoux/IGRA positif seringkali mengindikasikan TBC laten.
Tes Dahak (Pemeriksaan BTA dan Tes Cepat Molekuler)
Ini adalah tes penentu untuk mengonfirmasi TBC aktif.
- Pemeriksaan Mikroskopis BTA (Bakteri Tahan Asam): Sampel dahak diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari keberadaan bakteri TBC. Hasilnya bisa didapat dengan cepat, namun sensitivitasnya tidak terlalu tinggi.
- Tes Cepat Molekuler (TCM) atau GeneXpert: Ini adalah tes revolusioner yang sangat direkomendasikan oleh WHO. TCM tidak hanya mendeteksi DNA bakteri TBC dalam sampel dahak dengan sangat akurat dalam waktu kurang dari 2 jam, tetapi juga bisa mengidentifikasi apakah bakteri tersebut resisten terhadap Rifampisin, salah satu obat TBC utama.
Mengurai Benang Kusut: Hasil Positif dan Negatif Palsu
Inilah bagian yang paling krusial. Memahami mengapa hasil tes bisa “palsu” akan menghindarkanmu dari kepanikan yang tidak perlu dan memastikan kamu mendapat tindak lanjut yang benar.
Mengapa Hasil Tes Bisa Positif Palsu?
Positif palsu berarti tes menunjukkan adanya infeksi, padahal sebenarnya tidak ada. Ini lebih sering terjadi pada tes Mantoux.
- Penyebab Utama Positif Palsu pada Tes Mantoux:
- Vaksinasi BCG: Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) yang umum diberikan pada bayi di Indonesia mengandung bakteri hidup yang dilemahkan dan mirip dengan kuman TBC. Ini dapat menyebabkan sistem imun bereaksi terhadap tes Mantoux, menghasilkan indurasi positif meskipun tidak ada infeksi TBC.
- Infeksi Mikobakteria Nontuberkulosis (MNT): Lingkungan kita dihuni oleh banyak jenis bakteri dari keluarga Mycobacterium. Beberapa di antaranya tidak berbahaya namun bisa memicu reaksi silang pada tes Mantoux.
- Kesalahan Prosedur: Teknik penyuntikan yang salah atau interpretasi hasil yang keliru oleh petugas yang kurang terlatih juga bisa menjadi penyebab.
Jika kamu pernah menerima vaksin BCG dan hasil Mantoux positif, dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan tes IGRA, karena tes darah ini tidak terpengaruh oleh vaksinasi BCG.
Mengapa Hasil Tes Bisa Negatif Palsu?
Negatif palsu adalah kondisi yang lebih berbahaya, di mana tes menunjukkan tidak ada infeksi padahal sebenarnya ada.
- Penyebab Utama Negatif Palsu:
- Sistem Imun Lemah (Anergy): Kondisi seperti HIV/AIDS, kanker, malnutrisi berat, atau penggunaan obat penekan sistem imun (seperti kortikosteroid jangka panjang) dapat melemahkan respons tubuh terhadap tes kulit, sehingga tidak muncul reaksi benjolan.
- Infeksi TBC yang Baru Terjadi: Jika kamu baru saja terpapar kuman TBC (dalam 8-10 minggu terakhir), sistem imun mungkin belum sempat membentuk respons yang cukup kuat untuk dideteksi oleh tes.
- Usia Sangat Muda: Bayi di bawah usia 6 bulan seringkali memiliki sistem imun yang belum matang sempurna, sehingga respons tes bisa lemah.
- Kesalahan Prosedur Tes: Dosis tuberkulin yang tidak memadai atau teknik penyuntikan yang terlalu dalam dapat menyebabkan hasil negatif palsu.
Perbandingan Komprehensif Metode Diagnosis TBC
Untuk memudahkanmu memahami perbedaan utama antar metode tes, mari kita lihat perbandingan berikut.
Fitur | Tes Mantoux (TST) | Tes Darah (IGRA) | Rontgen Dada | Tes Cepat Molekuler (TCM) |
---|---|---|---|---|
Tujuan Utama | Skrining infeksi TBC (laten/aktif) | Skrining infeksi TBC (laten/aktif) | Melihat tanda penyakit TBC aktif di paru | Konfirmasi penyakit TBC aktif & resistensi obat |
Sampel | Cairan tuberkulin (disuntikkan) | Darah | Gambar radiografi | Dahak (atau sampel jaringan lain) |
Kunjungan | 2 kali (injeksi dan pembacaan) | 1 kali | 1 kali | 1 kali (untuk memberikan sampel) |
Waktu Hasil | 48-72 jam | ~24 jam | Beberapa jam | < 2 jam |
Dipengaruhi Vaksin BCG? | Ya (potensi positif palsu) | Tidak | Tidak | Tidak |
Kelebihan | Murah, tersedia luas | Lebih spesifik, hasil cepat, objektif | Visualisasi kondisi paru | Sangat akurat, cepat, deteksi resistensi obat |
Kekurangan | Subjektif, bisa positif palsu, butuh 2 kunjungan | Lebih mahal, butuh fasilitas lab khusus | Paparan radiasi (rendah), tidak spesifik hanya untuk TBC | Paling mahal, butuh mesin khusus |
Alur Diagnosis: Apa yang Harus Dilakukan Setelah Menerima Hasil Tes?
Memahami alur diagnosis akan membantumu mengetahui apa yang diharapkan. Berikut adalah langkah-langkah yang umumnya terjadi:
- Skrining Awal (Tes Mantoux atau IGRA):
- Hasil Negatif: Jika kamu tidak memiliki gejala dan tidak ada faktor risiko tinggi, kemungkinan besar kamu tidak terinfeksi. Namun, jika kamu punya kontak erat dengan penderita TBC aktif, dokter mungkin akan merekomendasikan tes ulang.
- Hasil Positif: Jangan panik. Ini adalah sinyal untuk investigasi lebih lanjut. Ini hanya berarti tubuhmu pernah terpapar kuman TBC.
- Investigasi Lanjutan (Setelah Hasil Skrining Positif):
- Evaluasi Klinis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatanmu dan apakah kamu mengalami gejala-gejala TBC aktif.
- Rontgen Dada: Ini adalah langkah wajib untuk melihat kondisi paru-parumu.
- Tes Dahak (jika bergejala atau rontgen abnormal): Jika ada kecurigaan TBC aktif, kamu akan diminta untuk memberikan sampel dahak untuk pemeriksaan TCM (GeneXpert) dan/atau mikroskopis.
- Penegakan Diagnosis Akhir:
- TBC Laten: Didiagnosis jika tes skrining (Mantoux/IGRA) positif, tetapi tidak ada gejala dan hasil rontgen dada normal. Kamu tidak sakit dan tidak menularkan, namun dokter akan merekomendasikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk mencegah kuman menjadi aktif di masa depan.
- TBC Aktif: Didiagnosis jika tes dahak (TCM/BTA) positif, atau jika hasil rontgen menunjukkan kelainan khas TBC disertai gejala klinis yang kuat, meskipun tes dahak negatif. Kamu harus segera memulai pengobatan TBC lengkap selama minimal 6 bulan.
Kesimpulan
Membedakan hasil tes TBC positif dan negatif palsu bukanlah tugas pasien, melainkan tanggung jawab tenaga medis profesional. Tugasmu adalah memahami bahwa satu hasil tes bukanlah vonis akhir. Hasil tersebut adalah sebuah titik data penting yang memulai dialog antara kamu dan dokter.
Jangan pernah ragu untuk bertanya kepada doktermu mengenai arti hasil tes, mengapa tes tertentu direkomendasikan, dan apa langkah selanjutnya. Dengan pemahaman yang benar, kamu dapat melalui proses diagnosis dengan lebih tenang dan memastikan kamu mendapatkan penanganan yang paling sesuai, baik itu terapi pencegahan untuk TBC laten maupun pengobatan lengkap untuk TBC aktif. Ingat, diagnosis yang akurat adalah langkah pertama menuju pemulihan dan pemutusan rantai penularan TBC.
Daftar Pustaka
- Centers for Disease Control and Prevention. (2023). Testing & Diagnosis for Tuberculosis (TB). U.S. Department of Health & Human Services. Diakses dari https://www.cdc.gov/tb/hcp/testing-diagnosis/index.html
- Centers for Disease Control and Prevention. (2024). Tuberculin Skin Test. U.S. Department of Health & Human Services. Diakses dari https://www.cdc.gov/tb/hcp/testing-diagnosis/tuberculin-skin-test.html
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
- World Health Organization. (2021). WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 3: Diagnosis – Rapid diagnostics for tuberculosis detection